Kusulam sebuah puisi madah
dalam hening akad nikah
dengan benang sutera
yang kupintal dari kepompong cinta
yang bergelayut di hatiku.
Perkawinan ini khusus untukmu kekasih
bahagianya dapat kupersembahkan untukmu
sebuah dekapan seumur hidup
yang hangat dan lembut
hingga lubuk hatimu.
Kau amanah paling cantik
bahagianya dipercaya menjagamu
dengan segala hal tanpa batas ruang
dan waktu
aku mencintaimu.
Puisi itu menjelma kupu kupu indah
yang tak pernah membayangkan dirinya dirajut di gaun pengantin
ia meneteskan airmata
haru betapa diperlakukan penuh cinta dan istimewa.
Air mata itu membuat gaun pengantin bertabur gerimis
seikat pelangi berkilauan di pelaminan.
sampingku,
seorang bidadari sedang tersenyum padaku!
Jumat, 29 Oktober 2010
GAUN SANG PENGANTIN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar